Mencari Referensi - Referensi Yang Relevan

 Nama    : Mujahid Fatwa Hibatullah

NPM      : 202246500639

Kelas      : DKV R3i

Matkul    : Filsafat seni

Dosen     : Dr.sn Angga Kusuma Dawami M. Sn

        Perbandingan 30 Artikel Meliputi

Objek, Teori/Pendekatan, Analisis, Dan Kesimpulan

  1. REPRESENTASI PESAN MORAL DALAM FILM RUDY HABIBIE KARYA HANUNG BRAMANTYO (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

    https://media.neliti.com/media/publications/205964-representasi-pesan-moral-dalam-film-rudy.pdf

    objek : Film Rudy Habibie

    teori : Teori yang digunakan dalam artikel jurnal ini adalah teori semiotika Roland Barthes

    analisis : Berdasarkan analisis terhadap film “Rudy Habibie”, terlihat bahwa film tersebut menyampaikan pesan moral terkait pembentukan keluarga harmonis, menekankan pada pemenuhan kewajiban perkawinan, komunikasi efektif antar pasangan, dan ketabahan pasangan dalam menjunjung tinggi Islam

    kesimpulan : Artikel ini membahas tentang representasi pesan moral dalam film “Rudy Habibie” karya Hanung Bramantyo dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pesan-pesan moral yang disajikan dalam film tersebut, termasuk hubungan antara manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan lingkungan sosialnya. Film tersebut merupakan prekuel yang menggambarkan masa muda seorang visioner bernama Rudy (B.J. Habibi) dan kisah cintanya sebelum bertemu Ainun. Peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana pesan-pesan moral seperti agama, pendidikan, sopan santun, keramahtamahan, tanggung jawab, dan kepemimpinan dihadirkan dalam film tersebut.

    Sedangkan, artikel saya akan membahas perepresentasian karya dalam bentuk lukisan

  2. Representasi Masyarakat Pesisir: Analisis Semiotika dalam Novel Gadis Pesisir Karya Nunuk Y.Kusmiana

    https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks/article/download/39002/25955

    objek : novel gadis pesisir

    teori : Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dari Charles Sanders Pierce

    analisis : Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti menemukan signifier (representament) dari kata “ Pesisir” yang mengarah pada objek berupa hitam, kurus dan rakus ( indeks), serta makanan dan pakaian sebagai simbol . pada tahap penafsiran akhir dalam novel yang dapat mengarah pada kemiskinan (rheme) sebagai interpretant. Tanda-tanda tersebut tersebar dalam bentuk kata-kata, frasa, maupun kalimat yang terdapat dalam novel

    kesimpulan : Paparan tersebut menunjukkan bahwa representasi masyarakat pesisir digambarkan lebih ke arah serba kekurangan atau kemiskinan, susahnya memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga gambaran keluarga Halijah menjadi sebuah potret betapa pendatang yang tidak mempersiapkan dengan baik tujuan hidupnya didaerah baru, hidupnya dapat lebih sengsara. Dengan menggunakan teori dari Charles Sanders Pierce, ditemukan tanda-tanda yang memberi makna kemiskinan. Jadi, masyarakat Pesisir di Papua pada Novel Gadis Pesisir direpresentasikan terdiri dari beragam level masyarakat namun cenderung pada posisi yang serba kekurangan seperti yang tergambar pada keluarga Halijah. Makna Pesisir bukan lagi hanya sebuah tempat, namun merujuk pada kehidupan sosial dan masyarkatnya yang cukup sulit, khususnya dari segi ekonomi.

    Sedangkan, diartikel saya juga sama karena karya the scream itu tentang kekacauan dan kesusahan

  3. Analisis Artefak Cinta Dalam Karya Lukis Abstrak Ekspresionis Acep Zamzam Noor

    https://journal.umtas.ac.id/index.php/magelaran/article/download/1407/854/6223

    objek : lukisan acep Zamzam noor

    teori : representasi lukisan ekspresionis

    analisis : Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan tentang konsep ide penciptaan lukisan artefak percintaan kita karya Acep Zamzam Noor dan visualisasi artefak percintaan kita pada karya lukis abstrak ekspresionis Acep Zamzam Noor

    kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa konsep ide gagasan dalam penciptaan karya lukis artefak percinaan kita karya Acep Zamzam Noor ini berasal dari alam prakesadaran dan bermain. Ide gagasan yang ingin disampaikannya yaitu tentang perjalanan panjang mengenai kehidupan yang dilalui Acep Zamzam Noor dari zaman dulu sampai sekarang. Kemudian di peroleh bahwa dalam proses kreative Acep Zamzam Noor di bagi menjadi tiga, yaitu prapenciptaan dimana berisi tentang persiapan menentukan konsep ide penciptaan dan persiapan bahan dan alat melukis. Kemudian proses penciptaan yang berisi tentang bagaimana dan teknik apa yang digunakan Acep Zamzam Noor saat melukis, dan yang terakhir proses pascapenciptaan yaitu dimana membahas tentang cara Acep Zamzam Noor mempresentasikan karyanya.

    Sedangkan, diartikel saya akan membahas kondisai Edward munch saat membuat alukisan the scream

  4. ANALISIS KARYA SENI LUKIS YASRUL SAMI

    http://repository.unp.ac.id/45272/1/B1_5_PRETY_CHIA_18020054_2736_2023.pdf

    objek : lukisan yasrul sami

    teori : menggunakan pendekatan kritik seni yang dikemukakan oleh Edmund Burke Feldman dan teori sosiologi oleh Vera L. Zolberg

    analisis : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Perjalanan berkarya Yasrul Sami sudah dimulai saat Yasrul masih kecil, ada beberapa orang yang terlibat dan menjadi motivasi beliau untuk menjadi seorang seniman sekaligus dosen. Karya Yasrul ketika kecil (1979-1984) berupa goresan garis geometris, memasuki SMP (1984-1986) melukis pemandangan realis ditembok sekolahnya, SMA (1986- 1992) Yasrul berhenti melukis dan memfokuskan bakatnya dibidang olahraga, pada tahun 1988 Yasrul kembali melanjutkan bakat melukisnya di SMSR Padang (1988-1992), dan dilanjutkan dengan pendidikan Strata 1 di Yogyakarta (1994- 2001) dengan karya abstrak ekspresionisme yang terinspirasi dari fenomena alam, politik, dan sosial, Yasrul Sami mengabdi 2,5 tahun di SMSR Padang dan menjadi dosen IKIP (2003) selama 5 tahun dan melanjutkan Magister nya di ISI Yogyakarta (2008-2010) dan menjadi dosen tetap di Universitas Negeri Padang sampai sekarang. (2) Ciri khas dari karya Yasrul Sami adalah penggunaan simbol angka, huruf, elemen geometris segitiga berulang dan warnanya yang suram tak lupa tetesan air hampir pada setiap karyanya, beserta ruang lapang dan ledakan objek dibeberapa titik yang mana hal tersebut merupakan kepribadian Yasrul Sami yang santai namun tegas, berwibawa, emosional dan harmonis.

    kesimpulan : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perjalanan kekaryaan Yasrul Sami dan ciri khas karyanya. Yasrul Sami merupakan salah seorang seniman Sumatera Barat yang konsisten dengan karyanya beraliran abstrak ekspresionisme. Karyanya cukup unik dengan menampilkan elemen yang tidak biasa, seperti huruf dan angka yang simbolik.

    Sedangkan, penelitian saya juga memdeskripsikan karya ekspresionisme yang cukup unik yaitu the scream

  5. ANALISIS FORMAL KARYA LUKIS BAYU WARDHANA

    https://journal.student.uny.ac.id/index.php/serupa/article/viewFile/4163/3825

    objek : lukisan bayui wardhana

    teori : m teori analisis formal dari Edmund Burke Fedman

    analisis : Hasil penelilian menunjukan : Tema dalam lukisan karya Bayu wardhana berupa keindahan Alam beserta berbagai aktifitas kehidupan didalamnya. proses penciptaan lukisan Bayu wardhana dengan gaya on the spotdengan mendatangi objek tempat yang akan Ia lukis, proses melukis Bayu dengan prinsip mengejar sinar matahari, dengan memanfaatkan sinar matahari Ia sesegera mungkin menyelesaikan lukisannya untuk mendapatkan kesempurnaan gelap terang dalam objek lukisannya.

    Kesimpulan : mpulan Tema dalam lukisan karya Bayu wardhana berupa keindahan Alam beserta berbagai aktifitas kehidupan didalamnya. Tema tersebut yang menjadi konsep Bayu dalam melukis, karena Kecintaan Bayu terhadap alam membuatnya menemukan keindahan-keindahan didalamnya untuk dieksplor dan visualisasikan kekanvas.

    Sedangkan, karya yang saya ingin amatio jugad menceritakan tentang alam namun bukan kaeindahan melainkan sisi menyeramkannya.

  6. KRITIK SENI EKSPRESIONISME PADA KARYA LUKIS AGAPETUS “BAIK BOEROEK TANAH AIRKOE JOEGA”

    https://kusalawa.ub.ac.id/index.php/kusalawa/article/download/62/86

    objek : KARYA LUKIS AGAPETUS “BAIK BOEROEK TANAH AIRKOE JOEGA”

    teori : menggunakan pendekatan kritik seni Ekspresionisme

    Analisis : . Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan, menginterpretasi, serta mengevaluasi karya dengan sudut pandang kritik Ekspresionisme. Penelitian ini ingin mengurai pesan maupun makna yang ingin disampaikan oleh Agapetus. Tema, visualisasi bentuk, serta karya serupa menjadi acuan dalam menganalisa karya ini. Data dihimpun melalui berbagai macam sumber, seperti artikel, buku, serta dokumenter media daring. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi deskriptif

    Kesimpulan : Menganalisa karya Agapetus menggunakan pendekatan kritik seni Ekspresionisme mambantu dalam proses menginterpretasi maknawi yang terkandung di dalamnya. Menyisir dengan membandingkan antar karya Agapetus sangat memudahkan penelitian untuk melihat karya dari kacamata Agapetus. Binatang bagi Agapetus tidak sekadar objek yang dipersepsikan sesuai dengan realita yang terjadi. Namun lebih jauh dari itu, dapat menjadi representasi makna yang ingin dibangun olehnya.

    Sedangkan, sama artikel saya juga membahas perespresentasian karya Lukis yang mengandung banyak makna didalamnya

  7. PENERAPAN PRINSIP PRINSIP SENI EKSPRESIONISME DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR

    https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/daseng/article/download/362/pdf

    objek : RANCANGAN ARSITEKTUR

    teori : Pembahasan ini ditempuh melalui studi literatur disertai analisis terhadap teori-teori yang diperoleh dalam karya-karya Arsitektur yang mewakilinya

    analisis : Dari keseluruhan penulisan diperoleh hasil bahwa ekspresionis dalam Arsitektur yaitu adalah usaha untuk menghargai kebebasan berimajinasi dan kebebasan mencipta yang merupakan Seni dalam Arsitektur. Kebebasan yang dimaksud ini adalah Seni yang tidak hanya dibatasi oleh modul yang akan menjadikan bentuk bangunan terlihat kaku dan monoton. Bentuk ekspresinya biasa terdapat pada emosi kemarahan dan depresi serta emosi bahagia.

    Kesimpulan : Dengan demikian maksud dan tujuan dari pada Ekspresionis dalam Arsitektur yaitu adalah untuk menghargai kebebasan berimajinasi dan kebebasan mencipta yang merupakan Seni dalam Arsitektur. Kebebasan yang dimaksud ini adalah Seni yang tidak hanya dibatasi oleh modul yang akan menjadikan bentuk bangunan terlihat kaku dan monoton. Bentuk ekspresinya biasa terdapat pada emosi kemarahan dan depresi serta emosi bahagia.

    Sedangkan, karya Analisa saya juga terkandung emosi didalamnya

  8. ANALISIS MAKNA DALAM LUKISAN KARYA MUJIB DARJO PADA PAMERAN TUNGGAL KINASIH

    https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/va/article/download/44371/37739

    objek : LUKISAN KARYA MUJIB DARJO PADA PAMERAN TUNGGAL KINASIH

    teori : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif

    analisis : Hasil penelitian: 1) Mujib merupakan seniman lukis kelahiran Sidoarjo, 7 September 1977. Menyukai dunia seni rupa sejak SD dan lulus S1 dari jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang. Kini telah mampu menyelenggarakan dua kali pameran tunggal. Salah satunya, bertajuk “Kinasih” tahun 2020. 2) Proses kreatif Mujib Darjo dalam berkarya seni lukis sangat dipengaruhi oleh pengalaman visualnya. Tahun 2013 karya-karyanya cenderung ekspresionis dengan teknik finger painting. Tahun 2017 sampai saat ini karya-karyanya cenderung impresionis. 3) Berdasarkan hasil analisis kelima lukisannya dalam pameran “Kinasih”, diketahui bahwa Mujib mengungkapkan makna kasih sayang melalui visual lukisan yang menggambarkan pentingya komunikasi dalam keluarga, menghabiskan waktu bersama keluarga, berbagi kebahagiaan terhadap lingkungan sekitar, dan pentingnya menghormati seorang ibu karena cinta kasihnya yang sepanjang masa

    kesimpulan : Berdasarkan analisis makna pada kelima karya yang berjudul “Dulangan”, “Ngunduh Mantu”, “Ayun”, “Esok Ceritakan Tentang Hari Ini”, dan “Bersamamu”, diketahui bahwa: 1) karya-karyanya cenderung dilatarbelakangi oleh kisah hidup Mujib Darjo dalam berumah tangga dengan isterinya. 2) Ungkapan makna kasih sayang selalu divisualisasikan melalui dua objek gambar baik Mujib dengan isterinya, Mujib dengan anaknya, maupun Isteri Mujib dengan anaknya. 3) Secara garis besar Mujib mencoba mengungkapkan makna kasih sayang melaui visual lukisan yang menggambarkan pentingya komunikasi dalam keluarga, menghabiskan waktu dengan keluarga, berbagi kebahagiaan terhadap lingkungan sekitar, dan pentingnya menghormati seorang ibu karena cinta kasihnya yang sepanjang masa.

    Sedangkan, lukisan yang saya Analisa mengungkapkan kesedihan dan kesengsaraan di dalamnya

  9. EKPRESI WAJAH ANAK-ANAK DALAM KARYA LUKIS EKSPRESIONIS

    https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/download/103390/101293

    objek : EKPRESI WAJAH ANAK-ANAK DALAM KARYA LUKIS EKSPRESIONIS

    teori : representasi ekspresionis

    analisis : .Hasil dari visualisasi ekspresi wajah anak-anak dalam karya lukis ini berupa 10 karya dengan judul: 1Tegang, 2 Nyaman, 3 Takut, 4 Spontan, 5 Sedih, 6Malu, 7 Cemberut, 8 Senang, 9 Emosi, 10 Bahagia.

    Kesimpulan : Berdasarkan hasil dari rangkuman karya lukisan yang penulis tampilkan pada tugas karya akhir, menyampaikan keinginan penulis untuk memvisualkan karakter ekspresi wajah anak- anak lewat sebuah bahasa visual. Karya-karya yang penulis tampilkan berdasarkan pengalaman penulis sendiri yang terjadi di lingkungan kehidupan sehari hari penulis.Ide dan isi pikiran murni terlahir dari pandangan penulis terhadap apa yang terjadi di lingkungan kehidupan penulis.

    Sedangkan, artikel saya berisi penjelasan dari lukisan the scream, bukan ekspresi wajah anak pada artikel ini

  10. DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN SEBAGAI IDE

    PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS EKSPRESIONISME

    https://online-journal.unja.ac.id/gurindam/article/view/20089/14756

    objek : kekerasan seksual sebagai ide lukisan ekspresionis

    teori : teori ekspresionisme soedarso SP dan teori Metafora Visual allen.

    Analisis : hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan kesadaran sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat, instansi pemerintah, akademisi dan instansi terkait lainnya serta media massa untuk berkontribusi dalam penanganan kasus kekerasan seksual. Menciptakan karya seni dengan metode eksperimental, kontemplasi, pembentukan dan realisasi sehingga menghasilkan karya seni berjudul Ingin Dilepas, Potongan, Terbelenggu, Terganggu, Terbebani…?, Tertekan dan Alexitymia.

    Kesimpulan : karya dengan judul “Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis Ekspresionis”, memvisualisasikan lukisan dengan mengaitkan dampak kekerasan seksual terhadap perempuan yang tidak hanya memenuhi fungsi estetis namun juga mengandung makna. Penciptaan karya ini menggunakan perpaduan cat minyak pada kanvas.

    Sedangkan, karya yang saya amati juga menggunakan kanvas sebagai medianya

  11. ANALISIS VISUAL LUKISAN KARYA ALY WAFFA PERIODE 2019-2022 DI GRESIK JAWA TIMUR

    https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/va/article/view/47873

    objek : lukisan karya Aly Waffa

    teori : penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif

    analisis : Hasil analisis visual: bahwa struktur visual lukisan karya Aly Waffa tersusun oleh garis, tema, warna, tekstur, dan teknik yang digunakan (kerokan, pisau palet, kuas, kanvas, spanram, cat minyak, tiner, dan Varnish). Gaya dan karakteristik Aly Waffa termasuk surealis-dekoratif. Konsep penciptaan bersifat intuitif imajinatif keterkaitan manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, dan manusia dengan alam.

    Kesimpulan : Gaya lukisan karya Aly Waffa adalah surealis dan dekoratif. Karakteristiknya berupa menghidupkan suasana imajinatif dari manusia, hewan, dan alam juga latar

    Sedangkan, lukisan yang saya amati yaitu lukisan Edvard munch beraliran ekspresionis, bukan surealism

  12. KARYA SENI LUKIS ABSTRAK EKSPRESIONISME SEBAGAI DAYA TARIK VISUAL COFFEESHOP “BUDAYA KOPI MOJOKERTO”

    https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/va/article/download/42364/36425

    objek : karya Lukis sebagai daya Tarik coffe shop

    teori : menggunakan pendekatan kualitatif

    analisis : Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa karya-karya yang telah diciptakan sebagai ambient media berupaya memberikan pengalaman yang tidak terlupakan dan teringat oleh konsumen. Proses pembuatan karya lukis ini selalu diawali dengan penemuan ide dari lingkungan sekitar, kemudian mengembangkan ide tersebut dengan cara mencatat objek visual yang akan digambar, selanjutnya pembuatan sketsa pada kertas, Menentukan warna cat, mengaplikasikan pada media, menentukan posisi objek , membuat detil, memberi garis acak, cipratan dan yang terakhir memberi lapisan coating cat pernis agar karya lebih tahan lama dan terlihat mengkilat

    kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian tentang Karya Seni lukis yang dijadikan ambient media pada beberapa lokasi di Budaya Kopi Mojokerto maka dapat diketahui bahwa dari beberapa karya lukis yang telah dianalisis mengenai makna dan filosofinya, peneliti cenderung mengambil ide karya seni dari kesehariannya, dan kebanyakan berasal dari musik dan film

    sedangkan, lukisan yang saya amati berbalik arti nya karena tentang kesedihan dan kesengsaraan

  13. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT KOMUNITAS DAN GALERI SENI VISUAL BERTEMA LUKISAN EKSPRESIONIS DI SURABAYA

    https://ojs.widyakartika.ac.id/index.php/sniter/article/view/122

    objek : galeri visual lukisan ekspresionis di surabaya’

    teori : Metode  yang  digunakan  adalah  observasi  langsung  dan  studi  Pustaka

    analisis : Hasil penelitian ini : Perkembangan  bidangseni  di  Indonesiamemangsangat  pesat.  Dapatdilihatdaribermunculannyatalenta  di  bidangsenirupa  yang mengikutiacara,  ataupunpameranberskalalokalmaupuninternasional.  Sebagai  ibu  kota  Provinsi, Kota Surabaya  merupakandambaandari  para  perupadaerahuntukbisa menunjukkan  karyanya.  Namun,  Tidakadanya  galeri  seni  yang  sesuai  dengan  pertunjukan  atau  pameran  seni,  membuat  banyak  gelaran  seni  bersifat tidak  menetap.  Sehingga  perlu  adanya  wadah  untuk  menampung  karya  para  seniman  yang  menetap,  tempat berkumpulnya  komunitas  pecinta  seni,  sekaligus  tempat  mempelajari  tentang  seni  visual  yang  edukatif  dan rekreatif.

    Kesimpulan : Pada     Perencanaan     dan     Perancangan Galeri  dan  Pusat Komunitas  Seni  Visual  di Surabaya   ini   diharapkan   dapat   mewadahi aktivitas  para  seniman  dengan  adanya  ruang komunal,   perpustakaan   untuk   mempelajari ilmu  tentang  seni,  retail  untuk  menjual  atau membeli  sebuah  karya,  hall  dan  cafe  yang sebagai fasilitas penunjang. Selain itu terdapat galeri   seni   untuk   melihat   karya-karya   para seniman,     ruang     audiovisual     dan     ruang workshop sebagai fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar.

    Sedangkan, artikel saya membahas representasi seni melalui luikisan yang bisa di tempatkan di gallery tersebut

  14. PENERAPAN ANALOGI LINGUISTIK PADA ARSITEKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SENI EKSPRESIONIS

    https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/18470

    objek : ANALOGI LINGUISTIK PADA ARSITEKTUR

    teori :

    analisis : Hasil penelitian ini Konsep Analogi Linguistik pada Arsitektur dengan Menggunakan Prinsip Seni Ekspresionis akan mengkaji sebuah pemahaman sehingga dapat menyatakan dan menyatukannya dengan arsitektur yang pada akhirnya secara produktif dapat mencetuskan seni kreatifitas atau ide-ide rancang bangunan yang komprehensif atau menyeluruh dengan penataan objek yang akan dibangun

    kesimpulan : Dengan demikian maksud dan tujuan dari pada Ekspresionis dalam Arsitektur yaitu adalah untuk menghargai kebebasan berimajinasi dan kebebasan mencipta yang merupakan Seni dalam Arsitektur. Kebebasan yang dimaksud ini adalah Seni yang tidak hanya dibatasi oleh modul yang akan menjadikan bentuk bangunan terlihat kaku dan monoton. Bentuk ekspresinya biasa terdapat pada emosi kemarahan dan depresi serta emosi Bahagia

    sedangkan, artikel saya juga membahas ekspresionis pada lukisan

  15. ANALISIS ESTETIK LUKISAN JONI RAMLAN BEROBJEK SEPEDA

    https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/va/article/download/14532/13189

    objek : Lukisan Joni ramlan dengan objek sepeda

    teori : Penelitian ini merupakan kajian secara deskriptifkualitatif,dimana penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses penelitian untuk memahai masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan yang didasarkan pada satu acuan, gambaran holistik, deskriptif, rinci, dan dilaksanakan dalam latar belakang alamiah

    analisis : Hasil penelitian Joni Ramlan memiliki kesederhanaan tema dan teknik dengan gaya ungkap simbolik, dengan mengeksplorasi bentuk-bentuk artistik yang begitu dominan dengan tekstur dan warna yang cenderung monokrom. Karya-karya Joni dengan objek sepeda sebagai artifak yang merupakan simbol dari perjuangan kehidupan, sepeda sebagai bagian narasi kehidupan manusia lapis bawah yang menggunakannya sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari

    kesimpulan : Dari segi konsep estetik, dalam karya-karyanya yang berobjek sepeda Joni Ramlan cenderung menyoroti sepeda sebagai artifak yang merupakan simbol dari perjuangan kehidupan, sebuah sepeda tua dipiih Joni Ramlan merupakan simbol dari kehidupan masyarakat lapis bawah yang menggunakannya sebagai penunjang kebutuhan. Oleh karena itu sepeda yang dipilih Joni adalah sepeda tua yang kondisinya berkarat, berdebu, butut dan ringsek. yang penuh dengan perenungan, pendalaman, dan penghayatan. Menurut Joni sepeda memiliki kisah sepanjang kehidupan sekaligus menjadi saksi keberadaan pemiliknya. Joni memfokuskan pada sepeda yang dihadirkan karena memiliki narasi ganda, yaitu narasi tentang sepeda itu sendiri dan narasi penggunanya.

    Sedangkan, karya pengamatan saya juga memiliki arti dari tiap objek yang terdapat didalamnya

  16. PROSES KREATIF: BENTUK DAN MAKNA KARYA LUKIS JOKO PRAMONO TAHUN 2016-2018

    https://core.ac.uk/download/pdf/276640872.pdf

    objek : KARYA LUKIS JOKO PRAMONO

    teori : menggunakan teori analisis, teori estetika, teori kreativitas dan teori transformasi budaya

    analisis : Hasil Penelitian dan Kesimpulan antara lain; (1) Proses kreatif Jopram yang meliputi beberapa fase, yaitu fase Persiapan, fase Ingkubasi, fase Iluminasi, dan fase Verifikasi. (2) Bentuk visual Jopram tahun 2016-2018 yang sering berubah dengan variasi teknik dan medium tetapi masih terkait seputar tema merupakan bukti bahwa Jopram gemar bereksperimen. (3) Makna karya lukis Jopram 2016-2018 bervariasi.

    Kesimpulan : Bentuk dari setiap karya per periode Jopram sering berubah-ubah namun masih tetap terkait seputar tema satu dan lainnya. Adapun dikatakan berbeda disini adalah dari segi teknik, penggunaan medium dan figur yang dipakai. Hal itulah bukti bahwa Jopram merupakan seniman yang gemar bereksperimen dalam memvisualkan ekspresinya.

    Sedangkan, sama dengan itu, Karya seni memang tidak hanya terbatas pada imajinasi semata. Ada banyak inspirasi yang bisa digunakan

  17.  

    Ideologi Pelukis I Nyoman Ngendon: Interpretasi Dalam Lulisan

    https://repo.isi-dps.ac.id/3347/

    objek : karya seni lukis I Nyoman Ngendon

    teori : Penelitian ini menggunakan teori seni menurut Leo Tolstoy

    analisis : hasil penelitian sebagai berikut: (1) Konsep penciptaan: bahwa ideologi nasionalisme penting bagi perupa muda, untuk menjaga keutuhan bangsa dan memiliki semangat, serta kebebasan dalam berkesenian. (2) perwujudan karya sesuai dengan konsep.(3) Karya diwujudkan dengan gaya ekspresionis dan abstrak dengan rincian sebagai berikut: Potret I Nyoman Ngendon (150x180 cm), Pantang Menyerah (200x150 cm), Semangat membara (200x100 cm), Energi (150x200 cm), Energi II (180x150 cm), Berani (180x150 cm)

    kesimpulan : Berdasarkan uraian dari hasil penelitian serta proses penciptaan karya seni lukis yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : Interpretasi ideologi pelukis I Nyoman Ngendon dalam berkesenian, perjuangannya dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia, dapat dimaknai sebagai spirit perjuangan perupa muda dalam perjuangannya untuk mencari jati diri sebagai seniman yang harus mempunyai ideologi, prinsip yang kuat, serta keteguhan dalam berkarya, berdasarkan prinsip-prinsip penciptaan, yaitu logika, estetika, dan etika

    sedangkan,  artikel saya berisikan lukisan yang merepresentasikan kesedihan dan kesengsaraan

  18. FENOMENA URBAN DAN BUDAYA MERANTAU SEBAGAI RANGSANG CIPTA DALAM KARYA SENI LUKIS

    https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/11058/9863

    objek : URBAN DAN BUDAYA

    teori : Metode yang dilakukan yaitu dengan studi lapangan untuk mengumpulkan data dan fakta tentang objek penciptaan. Data dan fakta tersebut direnungkan kembali untuk menemukan perasaan terhadap objek penciptaan

    analisis : Berdasarkan pengamatan serta perenungan yang dilakukan ditemukan perasaan prihatin. Perasaan tersebut diekspresikan melalui media seni lukis, menampilkan spontanitas garis dan warna yang memberikan pesona ekspresi dan emosional. Meskipun bentuk-bentuk yang menginspirasi bersumber dari realitas objektif, namun bentuk-bentuk tersebut diciptakan kembali untuk memperoleh bentuk-bentuk yang kuat sebagai perwakilan dari perasaan subjektif

    kesimpulan : Penciptaan karya seni lukis ini sangatlah memuaskan baik dalam segi teknik, konsep dan secara visual bagi pengkarya. Secara teknik pada awal proses berkarya. Pengkarya merasa kesulitan hal itu disebabkan pengkarya terlalu banyak menggunakan teknik, sehingga pengkarya kesulitan dalam memilih teknik yang merasa cocok dengan konsep yang diangkat

    sedangkan, karya yang saya amati juga sangat memuaskan untuk dilihat dari Teknik, konsep, dan visualnya

  19. SENI LUKIS KARYA YUNIZAR MURSYIDI : ANALISIS BENTUK DAN ISI

    https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/download/11058/9863

    objek : SENI LUKIS KARYA YUNIZAR MURSYIDI

    teori : teori representasi

    analisis : Hasil analisis data dapat disimpulkan : (1) Yunizar Mursyidi berkecimpung di dunia seni lukis, khususnya di Surabaya semenjak aktif menjadi mahasiswa di IKIP Surabaya (UNESA). Sampai dunia seni lukis Surabaya mengakui keberadaannya sebagai seorang seniman yang aktif dalam proses kreatif dan sering berpameran. Dengan mengandalkan gaji pokok sebagai pengajar di sekolah TK dan SMA untuk menghidupi keseniannya. (2) Permainan bentuk visual yang menggunakan kanvas tidak lazim serta non konvensional sebagai respon terhadap ruang pamer menjadikan fokus dari karya Yunizar saat itu. Isi karya-karyanya untuk mengkritisi masalah-masalah sosial, budaya, dan politik sebagai wacana kekinian yang saat ini mendera bangsa Indonesia. Karya-karyanya Yunizar terpengaruh oleh lukisan Francis Bacon, gaya yang cenderung bebas dan mempunyai cukup energi dalam mengolah bentuk.

    Kesimpulan : Dari segi isi lukisannya dapat terbaca betapa gelisahnya sosok Yunizar terhadap perkembangan bangsa Indonesia saat ini, kegelisahan yang mendorong untuk menjadikannya sebuah karya visual dengan berbagai kritikan tentang budaya pop yang melanda Indonesia, sifat dari seorang pemimpin dari sudut pandang Yunizar, kinerja dari aparatur Negara, kesenjangan sosial antara pemuda dan orang tua, karakter wanita masa kini dari sudut pandangya, dan bangsa yang lupa dengan nilai kemerah putihan

    Sedangkan, lukisan yang saya amati juga merepresentasikan kegelisahan

  20. FOTOGRAFI ISYARAT: PENCIPTAAN SENI FOTOGRAFI EKSPRESIONISME DENGAN OBJEK PERGERAKAN TANGAN

    http://repository.isi-ska.ac.id/6251/1/DISERTASI%20MUHAMMAD%20FAUZI%202023%20pot.pdf

    objek : fotografi objek pergerakan tangan

    teori : menggunakan pendekatan etik dan emik dengan melakukan wawancara kepada narasumber penyandang disabilitas Tuli di Komunitas GERKATIN

    analisis : Hasil penciptaan karya berupa fotografi isyarat menggunakan efek motion blur dan multiple exposure dengan sumber cahaya yang terdiri dari tiga sumber yaitu: Natural Light, Artifical Light dan Mix Lighting. Proses penciptaan karya juga menggunakan kaca satu arah yang berfungsi memberi kemudahaan untuk berkomunikasi antara pemotret dengan objek yang dipotret (Tuli). Karya yang dihasilkan merupakan bentuk metaphor dengan karakteristik Tuli dari segi sosio-emosi

    kesimpulan : menyimpulkan bahwa betapa beratnya menjadi seorang Tuli, sehingga berdampak pada mental dan psikologis.

    Sedangkan, artikel saya membahas representasi karya dalam bentuk lukisan bukan dalam bentuk fotografi

  21. Representasi Identitas Diri dan Perubahan Perspektif Estetik pada Lukisan Potret Diri Affandi

    https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/181697

    objek : Lukisan Potret Diri Affandi

    teori : peneliti menggunakan teori representasi dalam filsafat seni

    analisis : yang dihasilkan dari kajian ini adalah: pertama, perenungan eksistensialis Affandi terhadap identitas dirinya menetapkan humanisme sebagai kunci. Wajah Affandi bukan hanya sebagai individu, namun wajah manusia yang mewakili realitas sosial, hal itu berupa kehidupan merakyat yang selama ini dilaluinya. Lalu yang kedua, perubahan perspektif Affandi terjadi dari Realisme, Impresionisme sampai Ekspresionisme

    kesimpulan : Gaya Impresionisme mulai dilakukan Affandi dengan garis-garis timbul yang melengkung dan menumpuk serta pemilihan warna-warna bercahaya, sedangkan Ekspresionisme dalam tahap akhir yang dicapai Affandi, kejelasan bentuk memudar, latar belakang mulai transparan, seiring dengan pemahaman diri Affandi yang memasuki banyak kontemplasi dan perenungan. Lukisan potret diri Affandi adalah nada kunci bagi seluruh irama ekspresinya dan sebuah kendali gerakan emosi berkeseniannya.

    Sedangkan, pada artikel ini, Edvard munch juga banyak melakukan variadsi pada karyanya. Ia dan koleganya meyakini bahwa langit yang berwarna kemerahan tersebut bukanlah sekedar imajinasi Edvard Munch semata, Warna merah pada langit itulah yang menginspirasi Edvard Munch membuat karya seni yang fenomenal tersebut

  22. REPRESENTASI EKSPRESI KARAKTER TARI TOPENG PAJEGAN DALAM SENI LUKIS

    https://repo.isi-dps.ac.id/4213/1/Artikel%20beres%20gus.pdf

    objek : TARI TOPENG PAJEGAN

    teori : menggunakan teori dari Alma Hawkins yaitu eksplorasi, eksperimen, dan pembentukan

    analisis : hasil analisis, Penciptaan karya seni lukis sesuasi kemampuan dan keterampilan yang diperoleh selama proses belajar. Tehnik yang diterapkan adalah perpaduan dari tehnik plakat,dan di padukan dengan sapuhan kuas dan warna yang ekspresip sehingga tercipta lukisan yang realistis.Penciptaan yang dilandasi dengan penelitian menghasilkan 6 karya yang dapat di tinjau dari aspek fisioplastis dan aspek ideoplastis. Kemudian penulis mampu mendeskripsikan maknayang terdapat dalam karya yang bertemakan Tarian Topeng Pajegan .

    kesimpulan : Dalam perwujudan tarian topeng pajegan menjadi karya seni lukis yang memiliki nilai-nilai serta cerminan kehidupan , di cerminkan lewat berbagai wujud dan karakter topeng pajegan yang mempunyai karakter berbeda-beda, sebagai acuan atau pedoman sesuluh kehidupan

    sedangkan, artikel saya membahas representasi karya melalui lukisan, bukan melalui tarian

  23. KATARSIS SENI PADA LUKISAN “AT ETERNITY’S GATE” KARYA VINCENT VAN GOGH DALAM PANDANGAN KRITIK SENI

    https://web.archive.org/web/20230129035715id_/https://journal.isi.ac.id/index.php/ars/article/download/5651/2936

    objek : LUKISAN “AT ETERNITY’S GATE” KARYA VINCENT VAN GOGH

    teori : teori Kritik Seni Edmund Burke Feldman

    analisis : Hasil penelitian mengacu kepada pemakaian warna kuning berlebih juga perpaduan biru sebagai representasi gejala gangguan mental yang dialami oleh Vincent van Gogh. Studi ini bisa dipakai untuk mengungkap makna dari ekspresi visual dari karya seni.

    Kesimpulan : Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tanda-tanda mental ilness Vincent van Gogh yang merupakan seorang tortured artist dapat terungkap melalui katarsis seni dalam lukisan At Eternity’s Gate. Studi katarsis seni ini bisa dipakai untuk mengungkap makna dari ekspresi visual dari karya seni. Pembacaan terhadap penelitian ini bisa menjadi rekomendasi ke riset berikutnya yang berkaitan tentang seni terapeutik.

    Sedangkan, sama seperti artikel saya membahas representasi seni dalam bentuk lukisan

  24. IMPLEMENTASI ALIRAN SENI EKSPRESIONISME DALAM KARYA ARSITEKTUR

    https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/663

    objek : aliran seni ekspresionisme dalam karya arsitektur

    teori : teori ekspresionisme dalam filsafat seni

    analisis : Ekspresionisme didefinisikkan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedy.  Eskpresionisme dibagi pada 2 masa. Ekspresionisme I merupakan suatu gerakan yang melekat pada cita rasa cita rasa irasional dalam diri manusia. Gerakan ini dipengaruhi oleh arsitek-arsitek modern Avant Garde yang menerapkan aliran futurisme dan memiliki keterkaitan dengan aliran Suprematisme dan Konstruktivisme Rusia dimana kedua aliran ini sama-sama membahas tentang ruang irasional sertamaterial yang digunakan dalam bangunan mempunyai kemiripan.

    Selanjutnya muncul aliran Ekspresionisme II yang menjadi cikal bakal dari arsitektur modern baru. Aliran ini muncul karena terjadi konflik dalam Ekspresionisme. Dalam ekspresionisme II ini, bangunan-bangunannya sudah mulai menerapkan menggunakan material-material pabrikan serta mulai menerapkan paham-paham arsitektur modern yakni Form Follow Function, Less is More, Ornament is a Cryme dan lain sebagainya. Setelah arsitektur modern, kemudian muncul juga aliran Post Modern yakni dekonstruksi yang juga memiliki hubungan dengan ekspresionisme.

    Kesimpulan :  Salah satu aliran seni yang muncul adalah Ekspresionisme. Ekspresionisme juga didefinisikkan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedy

    Sedangkan, Artikel saya membahas karya senior yang menganut aliran ekspreionisme

  25. STRES DALAM SENI LUKIS EKSPRESIONIS

    https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/9638/7125

    objok : Kesetresan dalam seni Lukis ekspresionisme

    teori : teori representasi pada filsafat seni

    analisis : Karya ini bertujuan memvisualkan gangguan psikologis stres, faktor-faktor penyebabnya, ciri-ciri, serta tahapan dan cara mengatasinya

    kesimpulan : Berdasarkan hasil karya lukis yang dibuat, dapat disimpulkan bahwasanya dalam mengekstraksi sebuah tema kondisi sosial sebagai permasalahan utama memiliki kerumitan dan tantangan tersendiri. Membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi, ditambah lagi dalam gaya ekspresionis spontanitas adalah sebuah keharusan. jadi sebelum mewujudkannya di atas kanvas haruslah benar-benar di renungkan dulu. Adapun yang menunjang dalam proses penciptaan ini adalah banyaknya literatur yang didapatkan menyangkut masalah psikologis, serta banyaknya data yang didapatkan dari lapangan. Dari paparan kesimpulan di atas maka saran dari penulisan ini adalah untuk mengasah kemampuan individual dalam berkarya rupa, memicu motivasi masyarakat untuk lebih mengenal stres, agar setiap lembaga memberikan pemahaman tentang stres.

    Sedangkan, karya the scream termasuk dalam ekspresionis, dan sangat relate dengan artikel ini

  26. EVOLUSI IMAJINASI DALAM PENCIPTAAN SENI DAN MITOS KEKUASAAN

    https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1502545&val=17915&title=EVOLUSI%20IMAJINASI%20DALAM%20PENCIPTAAN%20SENI%20DAN%20MITOS%20KEKUASAAN

    objek : IMAJINASI DALAM PENCIPTAAN SENI

    teori : teori representasi filsafat seni

    analisis : Hasil analisis Karya seni yang bertransformasi dari idelogi tertentu menjadi alat terkuat untuk membentuk opini. Persilangan antara segala bentuk seni dengan berbagai media selalu menjadi ujung tombak pertarungan politik. Oleh karenanya, memahami propaganda yang menggunakan seni sebagai media kampanye adalah kebutuhan utama, terlebih lagi bagi bidang keilmuan akademisi.

    Kesimpulan :  Segala bentuk seni baik itu seni lukis, musik, film dan sastra tentu akan memiliki kecenderungan ideologi. Jika hal ini tercapai, mungkin seni bagai sarana propaganda sudah tidak efektif lagi. Lalu kembali pada faedah awalnya yaitu fondasi kebudayaan yang membangun peradaban umat manusia

    Sedangkan, lukisan the scream juga memiliki ideologi didalamnya

  27. Mimesis-representasional Dalam Konteks Paradoks Dan Harmoni

    https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/download/12519/12284

    objek : PARADOKS DAN HARMONI

    teori : teori representasi

    analisis : hasil penelitian ini, . Sifat representatif ini kendati tidak selalu memiliki makna yang selaras dengan konteks sebuah karya. Ada tujuan yang dimaksud meskipun karya membawa diri dengan sifat representatif, kemungkinan yang berlawanan dari sifat kebendaan pada objek dalam sebuah karya maupun kesepakatan umum terhadap suatu benda atau hal sehingga menimbulkan makna yang terlihat seolah-seolah bertentangan atau paradoks

    kesimpulan : Dimana fokus medium berkarya dalam kekaryaan ini merupakan lukis dan menggambar/drawing yang dipandang sebagai medium konvensional dalam berkarya. Meskipun kedua medium ini dipandang secara konvensional namun pada proses pemilihan objek, subject-matter, dan media pendukung dalam berkarya tetap dapat memberi pemaknaan yang memiliki nilai estetis yang menitikberatkan eksplorasi pada sketsa atau objek untuk dilukiskan dan digambarkan sebagai suatu metafora maupun sifatnya yang simbolik.

    Sedangkan, artikel tentang karya saya tidak membahas sedetail itu

  28. REPRESENTASI KEARIFAN LOKAL PADA LUKISAN BOROBUDUR DAN BEDAYA KETAWANG KARYA SRIHADI SOEDARSONO

    https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=250227&val=6690&title=REPRESENTASI%20KEARIFAN%20LOKAL%20PADA%20LUKISAN%20BOROBUDUR%20DAN%20BEDAYA%20KETAWANG%20KARYA%20SRIHADI%20SOEDARSONO

    objek : LUKISAN BOROBUDUR DAN BEDAYA KETAWANG

    teori : representasi seni filsafat seni

    analisis : Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) seorang seniman dengan latar belakang sosial budaya yang sangat kuat akan mempengaruhi proses berkesenian, sehingga terlihat pada karya seni yang dihasilkan (2) Representasi nilai-nilai lokal yang terdapat pada karya seni lukis Srihadi Sudarsono, mewakili konsep representasi baik secara individu maupun kelompok, (3) Nilai-nilai kearifan lokal pada lukisan Srihadi mempunyai dimensi nilai-nilai ilmu pengetahuan lokal, dimensi nilai-nilai lokal dan dimensi solidaritas Kelompok lokal.

    Kesimpulan :  Representasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai sumber inspirasi berkarya bagi seorang seniman tak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial budaya dan perkembangan peradaban dimasa seniman tersebut lahir dan dibesarkan

    Sedangkan, lukisan pada artikel saya mengangkat tentang kejadian dunia

  29. REPRESENTASI REALITAS KEMISKINAN DALAM NOVEL GADIS PESISIRKARYA NUNUK Y. KUSMIANA: SEBUAH STUDI SOSIOLOGI SASTRA

    https://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/je/article/view/1911/896

    objek : novel gadis pesisir

    teori : Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dari Charles Sanders Pierce

    analisis : Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti menemukan signifier (representament) dari kata “ Pesisir” yang mengarah pada objek berupa hitam, kurus dan rakus ( indeks), serta makanan dan pakaian sebagai simbol . pada tahap penafsiran akhir dalam novel yang dapat mengarah pada kemiskinan (rheme) sebagai interpretant. Tanda-tanda tersebut tersebar dalam bentuk kata-kata, frasa, maupun kalimat yang terdapat dalam novel

    kesimpulan : Paparan tersebut menunjukkan bahwa representasi masyarakat pesisir digambarkan lebih ke arah serba kekurangan atau kemiskinan, susahnya memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga gambaran keluarga Halijah menjadi sebuah potret betapa pendatang yang tidak mempersiapkan dengan baik tujuan hidupnya didaerah baru, hidupnya dapat lebih sengsara. Dengan menggunakan teori dari Charles Sanders Pierce, ditemukan tanda-tanda yang memberi makna kemiskinan. Jadi, masyarakat Pesisir di Papua pada Novel Gadis Pesisir direpresentasikan terdiri dari beragam level masyarakat namun cenderung pada posisi yang serba kekurangan seperti yang tergambar pada keluarga Halijah. Makna Pesisir bukan lagi hanya sebuah tempat, namun merujuk pada kehidupan sosial dan masyarkatnya yang cukup sulit, khususnya dari segi ekonomi.

    Sedangkan, diartikel saya juga sama karena karya the scream itu tentang kekacauan dan kesusahan

  30. Estetika Lagu Banjar Populer: Suatu Representasi Kultural, Pengalaman Eksistensial, dan Nilai Sosial Masyarakat Banjar

    https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/20392/Estetika%20Lagu%20Banjar.pdf?sequence=1&isAllowed=y

    objek : Lagu Banjar Populer

    teori : pendekatan kajian estetika (estetika lingkungan lahan basah)

    analisis : Hasil kajian ini menemukan bahwa konsep estetika lagu Banjar populer menunjuk pada tiga aspek filosofis berikut. Pertama, nilai metafisik atau substansi lagu Banjar populer yang berada pada dua realitas ontologisnya yaitu ekspresi musikal serta lirik lagu berbahasa Banjar sebagai representasi kultur Banjar. Kedua, nilai pengetahuan dan kebenaran seni (epistemologi estetik) lagu Banjar populer cenderung pada kerangka filsafat empirisme, yakni pengetahuan dan kebenaran seni yang mengutamakan pengalaman eksistensial subjeknya. Ketiga, nilai sosial lagu Banjar populer yang menonjol adalah wacana tentang etos kerja yang didasari oleh nilai religiusitas, sedangkan nilai politis (pranata sosial) yang menonjol adalah pendidikan keluarga.

    Kesimpulan : Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa konsep estetika lingkungan lahan basah pada lagu Banjar populer dapat ditunjuk pada tiga aspek filosofis berikut. Pertama, nilai metafisik atau substansi lagu Banjar populer yang berada pada dua realitas ontologisnya yaitu ekspresi musikal atau pembunyian bentuk lagu serta lirik lagu berbahasa Banjar sebagai representasi kultur Banjar. Kedua, nilai pengetahuan dan kebenaran seni (epistemologi estetik) lagu Banjar populer cenderung pada kerangka filsafat empirisme, yakni, pengetahuan dan kebenaran seni yang mengutamakan pengalaman eksistensial subjek dalam kehidupan kultur masyarakat Banjar. Ketiga, nilai sosial lagu Banjar populer yang menonjol adalah wacana tentang etos kerja yang didasari oleh nilai religiusitas, sedangkan nilai politis (pranata sosial) yang menonjol adalah pendidikan keluarga

    Sedangkan, artikel saya membahasa representasi karya melalui lukisan, bukan lagu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis 3 karya dengan teori Mimesis dan Significant Form

Laporan Perjalanan, Filsafat Seni